You Are Here: Home - Berita Utama , Pembicara - Eko Ramaditya Adikara: Tuna Netra Game Music Composer

Eko Ramaditya Adikara, bukanlah game music composer biasa. Dalam setiap kesempatan memberi motivasi dalam pelatihan santri indigo selalu membuat para santri kagum dan lebih termotivasi. Meskipun kondisinya tuna netra dia mempunyai kemampuan memmotivasi kepada para santri peserta pelatihan internet pesantren.

Rama, begitu panggilan akrabnya tidak pernah absen dalam setiap penyelenggaraan pelatihan internet pesantren yang digelar PT Telkom dan Republika. Rama telah divonis oleh tim dokter rumah sakit bahwa dia buta sejak lahir. Namun bagi Rama kebutaannya tidak mempengaruhi semangatnya untuk dapat hidup normal sebagaimana teman-teman lain yang tidak cacat.

Dalam setiap kesempatan memberi motivasi dalam pelatihan santri indigo, rama selalu memberi tips agar blog yang dibuat para peserta ramai pengunjung yaitu :
  • Mereka harus membangun blog dengan tema yang jelas dan spesifik.
  • Konsistensi mengisi blognya
  • Mencari teman yang mau membaca blognya.
Pemuda yang tinggal di kawasan Bekasi-Jawa Barat ini adalah seorang game music composer dari sebuah perusahaan games raksasa Nitendo Jepang. Pada awalnya pihak Jepang tidak mengetahui kalau partnet kerjanya adalah seorang tuna netra, karena semua transaksi dan berbagai kesepakatan dilakukan secara online melalui internet.

Setelah mengetahui kondisi Rama sebenarnya, pihak perusahaan produser game komputer itupun tidak mempermasalahkan, bahkan pada akhir 2009 kontraknya dengan rama diperpanjang.

Rama yang lahir 3 Februari 1981 di Semarang Jawa Tengah dari pasangan Rahadi Sudarsono seorang pegawai negeri dan Emi Darwati pegawai swasta dikenal sebagai blogger tunanetra pertama di Indonesia dan sekaligus di Asia Tenggara.

Sebagai tunanetra Rama merasa sangat terbantu dengan kecanggihan teknologi. Dia membuat blog sejak tahun 2003, dan pada perjalanannya dia pun bisa melakukan perbaikan peralatan komputer dan memberikan pelatihan komputer bagi orang yang tidak cacat mata.

Salah satu teknologi yang dirasa sangat membantu adalah software screen reader yaitu software pembaca layar yang dia install di komputernya. Sehingga dengan ketajaman indera pendengaran ditunjang dengan kefasihan Rama dalam berbahasa inggeris, Rama dapat mengoperasikan komputer tanpa harus menggunakan keyboard braille.

Dengan komputer itu rama bisa membangun website, blog, dan aktif meng-update status pada beberapa situs jejaring sosial yang ada di internet. Kecepatan mengetiknya yang diluar kemampuan orang normal selalu mendapat sambutan tempuk tangan dari para peserta pelatihan Santri Indigo. Ketenaran rama di dunia maya juga mampu memikat PT Telkom sehingga dinobatkan sebagai icon indigo fellowship.

Pada Juli 2008 rama juga terpilih mewakili Indonesia dalam Future Asian Blind Leaders Dialogue yang diikuti oleh 19 tunanetra dari 9 negara beprestasi di Thailan Rama terpilih menjadi ketua perumus deklarasi.

Akhir-akhir ini Rama juga menulis dan menerbitkan buku yang diberi judul Blind Power Berdamai dengan Kegelapan.

Rama mengaku sangat bersyukur menjadi seorang tunanetra. Karena dengan menjadi seorang tunanetra dia sekaligus diberi kemampuan lebih oleh Allah, dan karena buta Rama terhindar dari zina mata,''tutur kata Rama". (Slamet Riyanto)