You Are Here: Home - Testimoni Kyai , Yogyakarta - Kyai Haji Attabik Ali

(Pimpinan dan Pengasuh Pondok Pesantren Yayasan Ali Maksum - Krapyak - DI Yogyakarta)

Penyelenggaraan pelatihan Internet Pesantren Wahana Syiar digital Tahap II Angkatan 1 telah ditetapkan untuk memilih pondok pesantren di DI Yogyakarta. Tim advance (pendahulu) pun mulai bekerja melibatkan kantor perwakilan Republika di DI Yogyakarta maupun PT Telkom setempat. Survey dilakukan, beberapa pondok pesantren di DI Yogyakarta telah didatangi, dan akhirnya disepakati pilihan tempat di Pondok Pesantren Yayasan Ali-Maksum - Krapyak - DI Yogyakarta.

Kali ini tim pendahulu datang jauh lebih awal, karena pertimbangan kesiapan dan ini angkatan 1 pada tahun kedua penyelenggaraan pelatihan bagi para santri ini kata manager promosi HU Republika Yulia Ayu Trisia.

Ketika tim pendahulu datang ke Pondok milik mertua Anas Urbaningrum disambut hangat oleh pimpinan pondok Kyai Haji Attabik Ali. "Wah ini kesempatan sangat bagus, dan kami harus menyiapkan tempat yang istimewa pula, terus kapan rencana akan diselenggarakan?" tanya pak kyai di kediamannya di komplek Pondok.

Pondok pesantren ini disamping telah terkenal di seantero wilayah Indonesia, secara geografis juga strategis, sehingga para peserta nanti mudah mencarinya, disamping itu akses kendaraan juga mudah untuk keberbagai jurusan. Dipinggir sebelah selatan kota Yogyakarta arah ke Parangtritis setiap orang jika ditanya pesantren ini pasti mengenalnya, itulah alasan tim pendahulu memutuskan pilihan di Pesantren ini.

Dari pembicaraannya kami menangkap pak Kyai ini akan menyampaikan sesuatu yang istimewa kepada kami. "Jika memungkinkan tolong kami diberi waktu untuk mempercepat pembangunan aula, agar nanti bisa di anyari oleh santri indigo" kata kyai yang masih terlihat gesit ini.

Ternyata benar tak jauh dari pintu gerbang sedang dibangun sebuah gedung pertemuan yang tinggi dan megah, secara fisik bangunan sudah hampir 90% selesai. Namun bangunan ini belum siap digunakan karena lantai belum siap, dinding sebagian belum di plester, apalagi di cet, jaringan untuk kabel listrik dan telepon juga belum dilakukan instalasi.

Namun melihat antusiasme Kyai, akhirnya kami setuju, dan pembangunan gedung serbag guna itupun dipercepat agar bisa dipakai pelatihan yang melibatkan 100 santri dan ustad dari DI Yogyakarta dan sekitarnya.

Alhamdulillah bangunan siap digunakan, walaupun tampak luarnya masih belum bagus karena belum di cet, kata kyai ketika tim pendahulu mendatangi kembali pondok pesantren beberapa bulan kemudian.

Kyai yang juga melek teknologi ini terlihat begitu peduli terhadap pengembangan santri khususnya bidang teknologi informasi. Pelatihan ini sangat penting bagi santri, jangan sampai santri tidak mengenal internet. Di internet banyak ilmu yang bisa ditimba, kemudian dikisahkan pengalaman survingnya di dunia maya ini.

Dikatakan, dahulu bila akan mencari informasi harus membaca banyak buku. Seperti halnya waktu Attabik ingin melihat gambar pohon kayu Arab yang digunakan untuk siwak. ''Saya sudah membaca 100 kitab lebih tidak ada gambarnya. Setelah melihat di 'Syekh Google' ada gambar pohon Arab, ternyata bentuknya banyak cabang-cabang, kalau di kitab hanya dijelaskan saja. Masya Allah kalau tidak ada internet sulit untuk mendapatkan ilmu. Dengan adanya internet selain bisa mencari ilmu juga bisa untuk mengembangkan ilmu,''ungkap nya.

Pada kesempatan yang berbeda, pimpinan dan pengasuh Pondok Pesantren ini mengucapkan terima kasih kepada Telkom dan Republika karena telah memberikan pelatihan kepada para santri di DIY dan sekitarnya. ''Alhamdulillah Republika-Telkom memberikan pelatihan internet sehingga membuka wawasan yang lebih luas bagi para santri dan mempermudah untuk mendapatkan ilmu. Karena dunia demikian terbuka dan perkembangan teknologi informasi melaju cepat. Insya Allah pelatihan ini memberi manfaat yang besar bagi para santri, khususnya di Pondok Pesantren Krapyak,''kata Attabik.

''Alhamdulillah dengan adanya pelatihan internet pesantren yang diselenggarakan PT Telkom-HU Republika akan menjadi bibit penghilangan kebengongan para santri,'' kata Attabik. Dia berharap pelatihan internet ini dapat lebih mempermudah para santri untuk mendapat ilmu sebagai bekal berdakwah dan dapat mengembangkan ilmu.

Untuk menghadapi tantangan ke depan, kata Attabik, termasuk segala yang tidak bisa sempurna dengan internet, termasuk wajib. Tentu saja, kalau menggunakan internet harus untuk hal-hal yang ada manfaatnya. Dia mengaku tidak melarang para santri untuk menggunakan facebook, asal ada manfaatnya, misalnya mendapat teman, dapat jodoh, dan lain-lain. ''Teknologi itu netral tergantung yang mengisinya,'' tutur dia. (Slamet Riyanto)