You Are Here: Home - Al-Hikam , Berita Utama , Malang - Pendidikan Internet Dorong Santri Go Global

Sudah waktunya pendi dikan internet diberikan kepada para santri dan ustadz.

Sudah waktunya pendidikan internet diberikan kepada para santri dan ustad.
Pendidikan internet bagi para santri dinilai akan memberi efek berantai yang besar. Para santri tidak hanya akan mendapat manfaat dari berbagai informasi di internet, tetapi mereka juga dapat berdakwah secara global.

Menurut Senior Manager Communication PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, Abdul Mukti Soma, pendidikan internet memberikan wawasan sekaligus peluang untuk para santri. Dengan berbagai informasi di internet, para santri dapat mengembangkan tulisan serta materi tausyiah. "Kalau ada santri yang berkemampuan lebih misalnya membuat tulisan dan tausyiah kemudian itu di-broadcast (ditayangkan), para santri bisa go global meski berasal dari kampung kecil, " ungkapnya di sela-sela pelatihan.

Pendidikan internet untuk para santri tersebut diberikan dalam program Santri Indigo PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom)-Republika di Pondok Pesantren Al-Hikam Malang, Jawa Timur, 30-31 Mei 2011. Pelatihan ini diikuti 100 peserta yang terdiri 75 santri dan 25 ustad dari 30 pesantren serta sekolah Aliyah di Malang. Pelatihan tersebut merupakan tahap III, angkatan ketiga atau pelatihan yang ke-15 sejak program tersebut digulirkan pada 2008.

Informasi di internet, lanjut Soma, memberi sejumlah peluang lain untuk para santri terutama dalam meningkatkan jenjang pendidikan. Sebabnya, informasi beasiswa banyak tersedia di layanan internet. "Sekarang para santri bisa browsing sendiri untuk mendapatkan beasiswa. Kalau dulu, informasi beasiswa para santri masih disebarkan dengan gethok tular (dari mulut ke mulut), " ungkapnya.

Selain itu, internet yang telah diadaptasi dalam sistem pembelajaran di pesantren akan memudahkan para santri dalam mendapatkan pendidikan keagamaan. Pondok Pesantren (Ponpes) dapat mengelola laman (website) yang dapat diakses santri dari rumah atau pondokan. "Pada saat terpaku pada pembelajaran konvensional, kalau santri sakit tidak akan mendapat materi pembelajaran. Dengan web, santri bisa mengakses materi pendidikan dari rumah, " tandasnya.

Soma menambahkan, pendidikan internet sudah menjadi kebutuhan dalam era perkembangan teknologi maju saat ini. Internet telah menjadi media komunikasi hingga pemasaran. "Di era seperti itu, sudah waktunya pendidikan internet diberikan kepada para santri dan ustad. Pendidikan itulah yang menjadi basis kemajuan bangsa, " ungkapnya.

Diakuinya, internet juga dapat memberi efek negatif. Karena itu, salah satu materi yang disampaikan dalam program Santri Indigoadalah langkah antisipasi menanggulangi efek negatif internet. "Para ustad nantinya yang mengarahkan para santri dalam penggunaan internet agar bisa mendapatkan maslahat (kebaikan atau manfaat), bukan mudarat (keburukan)-nya, " ujarnya.

General Manager Divisi Consumer Service PT Telekomunikasi Indonesia Regional Jawa Timur, Joko Raharjo menambahkan, program Pendidikan Telkom-Republika Santri Indigo turut menyumbang pembentukan komunitas broadband atau digital. Pembentukan komunitas tersebut diharapkan tidak hanya meningkatkan kapasitas pengetahuan masyarakat terhadap teknologi, tetapi juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Santri Indigo akan lebih meningkatkan komunitas digital. Itu sesuai dengan target peningkatan komunitas digital 30 persen di Indonesia pada 2025, " ujarnya.

Joko mengungkapkan pendidikan tersebut telah meningkatkan penetrasi internet di masyarakat. Menurutnya, penetrasi internet di masyarakat saat ini telah mencapai sekitar 10-15 persen. Padahal, lima tahun yang lalu, penetrasi internet di masyarakat masih kurang dari lima persen.

Untuk meningkatkan pendidikan internet, PT Telkom tidak hanya memberi pengetahuan tentang koneksi internet. Peserta juga mendapat pelajaran konten internet. "Kita meningkatkan pengetahuan internet hingga ke presisi kontennya, " ujarnya.

Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikam, Muhammad Nafi mengungkapkan santri dan pesantren merupakan komunitas potensial untuk kegiatan pendidikan internet. Dia mengakui, pengetahuan teknologi para santri dan pihak pesantren masih perlu ditingkatkan. "Secara teknologi, kalangan santri dan pesantren memang masih perlu ditingkatkan sehingga kegiatan pendidikan internet perlu lebih dikembangkan di pesantren, " ungkapnya.

Dia menambahkan pendidikan teknologi di pesantren akan memperkuat keislaman dan keindonesiaan. Selama ini, pesantren telah menyatukan ide Islam dan ideologi kebangsaan. "Jika ada ide kemodernan maju di pesantren, maka ide Islam, Indonesia, dan modern akan bersatu. Kalau ini berhasil, Indonesia akan masuk ke tingkat negara A (maju), " ungkapnya. C01, ed: irwan kelana (Slamet Riyanto)