You Are Here: Home - Garut , Testimoni Kyai - Kyai Haji Aceng Toha Karim

Pengasuh Pondok Pesantren Keresek, di Desa Keresek, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut - Jawa Barat.

Saya TIdak Menyangka Pesantren Kami akan Menjadi tuan rumah pelatihan "Santri Indigo" kata Kyai Haji Aceng Toha Karim, pimpinan sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Keresek, di Desa Keresek, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut - Jawa Barat.

Saya pernah mendengar kalau Telkom dan Republika sedang melakukan pelatihan "Internet Pesantren" di beberapa pesantren besar khususnya di Pulau Jawa, namun saya tahunya hanya dari pemberitaan di koran saja imbuhnya.

Ungkapan Kyai Thoha tidak berlebihan, karena memang pondok pesantren ini letaknya di pedesaan 20 km dari kota Garut, namun lembaga pendidikan agama Islam tradisional ini telah berusia 123 tahun. Namun demikian pesantren yang sekarang dikelola generasi ke empat tetap konsisten dalam dunia pendidikan agama Islam. Kami tidak tergiur untuk mendirikan pesantren modern dan sekolah formal, karena itu sudah ada yang mengurus yaitu pemerintah, biarkan kami tetap konsisten menjalankan pesantren ini secara tradisional karena memang amanat dari para pendirinya.

Sebagai orang yang bertanggungjawab di pesantren ini, kami selalu mendorong agar para santri ber pikiran jauh ke depan. Zaman yang terus berkembang akan melahirkan tantangan dalam menghadapi peradapan masa depan. Jika para santri tak pandai-pandai menguasai ilmu pengetahuan, dan tentunya ilmu agama, akan berat bersaing di zaman yang penuh teknologi ini. Karena itu, ketika PT Telkom Tbk dan HU Republika menawarkan kegiatan pelatihan internet lewat program Santri Indigo, kami langsung menerima tak harus berpikir lama-lama.

Tempatnya bagaimana? Kami ada ruang kelas yang dengan cepat bisa disulap menjadi aula besar, ungkap Kyai Thoha dengan nada bicara halus namun penuh wibawa. Coba Bapak-bapak nanti periksa kelayakannya, ungkapnya ketika tim advance pelatihan ini mendatangi untuk survey lokasi. Ruangan yang sejuk dan luas telah ditetapkan sebagai tempat perhalatan pelatihan internet selama dua hari, halaman yang cukup luas, dan disalah satu sudut halaman terletak saung yang biasa diperuntukkan mengaji para santri untuk sementara akan disulap menjadi tempat makan para tamu dan undangan. Sedangkan untuk para peserta tempat makannya akan dipasang tenda di halaman agar lebih luas dan leluasa imbuhnya.

Karena disekitar sini tidak terlalu banyak pesantren, tolong kami diberi waktu untuk mengundang dari pondok pesantren yang jaraknya memang agak jauh pintanya. Bahkah akan ada peserta yang jaraknya sampai 20 km lebih. Namun demikian Cheng Toha demikian panggilan kehormatan untuk Kyai menunjukkan semangat dan kegembiraannya untuk bisa menjadi tuan rumah pelatihan internet pesantren ini.

Banyak hal yang bisa diambil dari kegiatan berbasis teknologi informasi itu. Paling tidak, para santri yang menjadi peserta pelatihan santri indigo ini memiliki kesempatan untuk mengetahui dan ikut berpartisipasi di dunia maya. Selama ini, dunia internet tergolong jauh dari dunia pesantren. Toha berpesan, internet ibarat pedang. Di tangan orang-orang yang memiliki keimanan kuat, pedang bisa menjadi alat yang memiliki manfaat positif. Sebaliknya pedang internet ditangan orang-orang yang tidak memiliki iman, bisa menjadi benda yang membahayakan. Dengan modal keimanan dan ketaqwaan, para santri dapat memanfaatkan internet menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Jika selama ini internet identik dengan hal negatif, khususnya pornografi, maka di tangan para santri internet bisa menjadi media dawah di dunia maya.

Apalagi setelah hari pertama Kyai Toha menyimak paparan beberapa nara sumber khususnya Eddy Kurnia, Vice President Public and Marketing Communication PT Telkom, ternyata internet yang biasanya difonis sebagai barang haram di pesantren ada banyak hal bisa menjadi bermanfaat jika dipegang oleh orang-orang yang memiliki keimanan dan ketakwaan. ‘’Saya berharap di tangan para santri ini internet menjadi alat yang bermanfaat khususnya dalam pengembangan syiar agama Islam,’’ kata KH Toha Karim tegas.

Kegembiraan Kyai Toha belum tuntas karena pada saat acara penutupan, PT Telkom meberi kejutan yang juga tak biasa dalam acara pelatihan Santri Indigo ini. Karena kepeduliannya terhadap pengembangan pesantren dan penggunaan teknologi informasi, PT Telkom menyerahkan lima unit laptop, dengan harapan agar Pesantren Keresek dan sekitarnya dapat berpacu dengan perkembangan teknologi dan dapat memanfaatkan teknologi khususnya internet untuk menjalankan dakwah secara menggelobal. (Slamet Riyanto)