Sebagai seorang ulama kharismatik sekaligus seorang tokoh koperasi, beliau dapat menjalin kerjasama dengan berbagai tokoh masyarakat dan tokoh koperasi lainnya, seperti H.A. Djunaid dan KH.Ghofar Ismail untuk membantu mewujudkan cita-citanya. Sehingga pada 22 September 1975 Pondok Pesantren yang diberi nama : Pondok Pesantren Al Qur’an Buaran dapat diresmikan oleh Menteri Agama RI, Prof.Dr.KH.A.Mukti Ali.
Pada saat berdirinya yang menjadi pegangan pengajaran di pondok pesantren tersebut khusus ilmu-ilmu Al Qur’an seperti : Ulumul Qur’an, Tahfidhul Qur’an, ilmu Qiro’ah, Qiroatussab’ah, Tafsir, Tarikh Al Qur’an, Khothul Qur’an dan lain-lain.
Keinginan yang mulia tersebut mendapat sambutan yang hangat dari para ulama lainnya sekaligus mereka merupakan pengasuh utama sejak awal pendiriannya, antara lain : K.Sonhadji Abu Bakar, KH. Sa’dullah Dahlan Al Hafidz, K. Irfan said Al Hafidz, KH.Mudzakir Asyhuri, KH.Anwar Fathoni, Ustadz Yusuf Anggawi, KH Ghufron Ahid, KH.Lukni Maulana, Drs.A.Palal Irsyad, Asysyaikh Abdul Qodir Abdul Adhim Mesir.
Sepeninggal para pendiri untuk menyusuaikan perkembangan dan perubahan waktu, Pondok Al Qur’an Buaran merubah kelembagaannya menjadi yayasan. Dan dibawah Ketua yayasan pondok pesantren yang sekarang H.A.Zaky Arslan Djunaid, Pondok Pesantren Al Qur’an Buaran mulai memperluas lokasinya, termasuk lokasi diluar yang semula, yaitu di Kelurahan Buaran, Jalan Pelita 2 dengan luas tanah 4 hektar.
Dan atas kesepakatan bersama Pondok Pesantren Al Qur’an Buaran dirubah menjadi Pondok Pesantren Modern Al Qur’an Buaran Pekalongan, dengan lokasi dan fasilitas yang lebih memadai seperti asrama pondok putra dan putri representatif dengan dilengkapi Masjid jami’, Rumah Kiyai, Gedung Pertemuan, Rumah Sakit, Kantin, sarana Olah Raga, Miniatur Ka’bah dan Lokasi Peragaan Haji, sehingga seolah-oleh terwujudnya Islamic Centre yang berada di kota Pekalongan.