Hal ini ditegaskan Pemimpin Redaksi Harian Umum Republika, Ikhwanul Kiram pada pembukaan 'Pelatihan Internet Pesantren - Wahana Syiar Digital yang dihelat di pondok pesantren (ponpes) modern Al- Quran, Buaran, Kota Pekalongan, Rabu (27/1).
Dalam pembukaan acara yang dilaksanakan di Masjid Jami' Umi Sholechah Djunaid, kompleks ponpes setempat, Kiram menyampaikan pentingnya para santri untuk mengikuti perkembangan teknologi ini.
Dalam konteks perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat, lanjutnya, umat Islam harus bisa memanfaatkan waktu ini untuk kepentingan kemaslahatan. Terutama para ulama dan para santri sebagai generasi pemegang amanah pengembangan ajaran Islam.
Artinya, dalam dakwah pun juga harus melakukan perubahan dengan memanfaatkan tenologi informasi ini. "Kalau tidak, dakwah para ulama akan kalah dengan 'syeh google' atau 'syeh yahoo," ujarnya di hadapan para peserta pelatihan.
Di era teknologi informasi ini peran dakwah yang selama ini menjadi ruang para ulama rentan diambil oleh produk perkembangan teknologi yang notabene merupakan karya orang lain yang bukan muslim. Oleh karena itu, pelatihan Santri Indigo ini memiliki peran yang sangat penting.
Sepakat dengan Kiram, pengasuh ponpes modern Al-Quran, KH Zaky Arslan Djunaid mengibaratkan 'pedang' yang dimaksud sebagai sebuah kesempatan besar yang harus dimanfaatkan. Karena sangat berguna untuk memperluas nilai- nilai keislaman.
Karena itu, ia menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap hajat sosial yang dihelat buah kerjasama antara Harian Umum Republika dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk ini.
Menurutnya, para ulama dan santri merupakan pelopor perubahan dunia. Untuk bisa merubah dan menguasai dunia, jelasnya, perlu kerja keras dalam belajar dan menguasai bidang keilmuan yang telah berkembang pesat. "Tanpa ihtiar ini, sangat mustahil umat Islam akan mampu menguasai dan membuat perubahan dunia," tegasnya.
"Karena itu, kami sepakat ketrampilan dan penguasaan perkembangan teknologi informasi ini diberikan kepda para santri. Sehingga santri memiliki bekal untuk menjawab tantangan dan kebutuhan umat Islam," lanjutnya.
Sementara itu General Manager Unit Customer Service Regional IV PT Telkom Indonesia, Teguh Prasetyo juga mendasari pentingnya para santri untuk mengusai bidang perkembangan teknologi informasi ini. Menurutnya, Umat Islam juga memiliki kewajiban besar untuk membangun kesejahteran di bumi ini.
Dengan kemampuan dalam memanfaatkan internet, para santri kelak akan dapat mewarnai pesatnya perkembangan teknologi informasi ini dengan berbagai khasanah keislaman.
Saat ini, lanjutnya, berbagai informasi tentang Islam akan sangat mudah didapatkan melalui internet. Seperti literatur- literatur Islam, situs- situs tentang Islam hingga kumpulan- kumpulan hadist.
"Dengan penguasaan internet ini, para santri akan lebih memperkaya konten dan karya- karya keislam lainnya di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi," imbuh Teguh.
Pada puncak acara pembukaan ini, walikota Pekalongan dr H Basyir Achmad menggaris bawahi pentingnya teknologi informasi untuk dipelajari di pesantren. Dalam motivasinya, walikota juga berpesan kepada para peserta Pelatihan Internet Pesantren Wahana Syiar Digital tahap II angkatan ke-tiga ini agar jangan ragu-ragu menggunakan teknologi internet untuk berdakwah di dunia maya.
Selain memberi motivasi, walikota juga membuka secara resmi pelatihan dua hari yang merupakan program Corporare Social Responsibility (CSR) PT Telkom Indonesia Tbk bekerjasama dengan Harian Umum Republika. (Slamet Riyanto)