You Are Here: Home - Pelatihan - Pelatihan Guru Telkom - Republika


Meretas Jalan Mencerdaskan Bangsa
Dunia pendidikan Indonesia masih dihimpit berbagai persoalan. Anggaran pendidikan yang masih minim, sistem dan metode pengajaran yang belum maksimal, kurikulum, hingga kualitas guru yang belum mumpuni.

Padahal pendidikan memegang peran penting dalam kehidupan bangsa. Maju mundurnya bangsa sangat ditentukan oleh tinggi atau rendahnya kualitas pendidikannya.

Persoalan yang masih membelit dunia tersebut tentu harus segera dicarikan penyelesaiannya. Dan ini membutuhkan kepedulian serta tanggung jawab semua pihak. PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) dan Harian Republika adalah dua pihak yang menaruh kepedulian tinggi untuk menyelesaikan persoalan yang ada. Ya, sedari awal dua perusahaan ini memang sangat peduli di bidang pendidikan. Berbagai program tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) diluncurkan untuk ikut serta memajukan pendidikan nasional.

Salah satu program unggulannya --kalau tidak disebut fenomenal-- adalah pelatihan guru yang digelar sejak 2006 lalu. Disebut unggulan dan bahkan fenomenal karena program ini memberikan kontribusi besar bagi peningkatan kualitas pendidikan, khususnya kepada para guru. Lalu mengapa yang dipilih adalah guru? Itu karena begitu penting dan strategisnya peran guru dalam dunia pendidikan.

Merekalah yang mengajarkan ilmu, moral, dan etika kepada murid. Jika kualitas guru mumpuni, maka dia bisa memberikan transfer ilmu dan pengetahuan yang mumpuni dan berkualitas kepada murid-muridnya. Sebaliknya, jika kualitas guru buruk, maka tidak bisa diharapkan untuk menciptakan anak didik yang berkualitas.

Arti penting inilah yang kemudian digarap PT Telkom dan Republika dengan menggelar pelatihan guru secara berkelanjutan. Tahun pertama, program ini dilaksanakan dari Juni 2006 hingga April 2007 sebanyak 10 angkatan. Sebanyak 500 orang guru SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK di wilayah Jabodetabek dan Bandung, mendapat pelatihan itu.

Setelah program di tahun pertama berakhir, dilanjutkan tahun kedua. Keberlanjutan program memang sangat penting untuk menjaga kontinuitas pengabdian dan komitmen pada dunia pendidikan. Untuk tahun kedua, pelatihan guru Telkom-Republika digelar dari Juni 2007 hingga April 2008. Selain karena komitmen kedua belah pihak, berlanjutnya program ini juga karena tingginya permintaan dari para guru. Terutama adalah mereka yang berdomisili di luar Jabodetabek dan Bandung. Mereka membutuhkan dan menginginkan sebuah pelatihan yang mampu meningkatkan kualitas pribadinya selaku pengajar.

Karena itulah, atas kesepakatan bersama akhirnya program pelatihan guru ini diperluas jangkauannya, yaitu ke Jawa Tengah dan Jawa Timur selain tetap mengadakan di Jakarta dan Bandung. Sebanyak 500 orang guru akan menjadi sasarannya. Mereka berasal dari Solo, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, dan Pekalongan. Setelah tahun kedua berakhir, akan dilanjutkan ke tahun-tahun berikutnya.

Nonkurikulum
Berbeda dari pelatihan guru sejenis yang diadakan pihak lain, dalam pelatihan guru yang diadakan Telkom-Republika ini, materi yang diajarkan adalah nonkurikulum alias tidak berhubungan dengan materi ajar. Yang lebih ditekankan adalah pencerahan hal-hal diluar kurikulum namun sangat penting dalam proses belajar mengajar. Antara lain tentang motivasi, kepribadian menarik, teknik menulis popular, dan proses kreatif.

Para pengajarnya pun sangat beragam, dari mulai pejabat negara, seniman dan budayawan, artis, cendekiawan, politikus, eksekutif perusahaan, hingga para pakar di bidangnya. Beberapa diantara yang pernah mengisi pelatihan ini antara lain Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Ketua Mahkamah Konstitusi, Jimly Asshiddiqie, Menkominfo M Nuh, Budayawan Emha Ainun Nadjib, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Prof Komaruddin Hidayat, Direktur PT Unilever Josep Bataona, pakar kepribadian Leila Mona Ganiem, kalangan artis seperti M Farhan, Shahnaz Haque, dan sebagainya.

Direktur Utama PT Telkom, Rinaldi Firmansyah mengungkapkan, pihaknya memang berkomitmen tinggi untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Selain pelatihan guru, Telkom memiliki program lain yang bersinggungan dengan pendidikan seperti internet goes to school dan smart campus.

''Kami berkomitmen untuk terus mengembangkan dan memajukan dunia pendidikan di Indonesia. Karena itu kegiatan pelatihan guru ini akan tetap kami laksanakan di waktu mendatang,'' ujarnya suatu ketika. Hal yang sama juga dikemukakan Direktur Utama PT Republika Media Mandiri selaku penerbit Harian Republika, Erick Thohir. Menurutnya, Republika juga memiliki komitmen tinggi untuk ikut memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

''Karena itu kami langsung menyambut tawaran PT Telkom untuk mengadakan pelatihan guru. Sebab kami memang memiliki komitmen tinggi untuk memajukan pendidikan,'' katanya.

Respon positif
Banyak kalangan, baik pemerhati pendidikan maupun masyarakat umum, yang memberikan apresiasi positif terhadap program ini. Mereka menilai ini sebuah terobosan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan tanggapan dan apreasiasi khusus. Ini dibuktikan dengan kesediannya menerima para guru alumni pelatihan tahun pertama di Istana Negara pada 2 Juni 2007 lalu. Jika tidak memberikan respon positifnya, maka tidak mungkin Presiden bersedia menerima para alumni tersebut di sela-sela jadwal yang sangat padat. Secara khusus, Presiden bahkan menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada Telkom dan Republika.

"Atas nama Kepala Negara saya mengucapkan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang tinggi kepada Telkom dan Republika dalam memberikan contoh bagaimana sebagai perusahaan yang satu milik negara dan yang satu private dengan mudah melakukan sesuatu untuk membantu masyarakatnya", ungkap Presiden.

Menurut Presiden, prakarsa dan komitmen seperti yang dimiliki Telkom dan Republika perlu dimiliki oleh perusahaan-perusahaan yang lain. ''Jika ini terjadi maka Indonesia akan benar-benar memasuki suatu era dimana keadilan sosial makin teguh di negeri tercinta ini,'' tegas Presiden. Komitmen presiden ini tidak akan berhenti sampai di sini. Setiap selesai pelaksanaan program dalam satu tahun, maka akan diusahakan agar Presiden bisa kembali bertemu para alumninya. Sehingga diharapkan ini bisa menjadi tradisi.

Ya, pelatihan guru Telkom-Republika adalah sebuah upaya meretas jalan untuk mencerdaskan anak-anak bangsa. Ini memerlukan komitmen yang tinggi dari semua pihak yang terlibat untuk meneruskan jalan yang sudah dirintis tersebut hingga ke tujuan akhir, yaitu kemajuan dan kejayaan bangsa dan negara. jar

Santri pun Diajarkan Melek Teknologi Digital

Pada tahun kedua kerjasama PT Telkom dan Republika, diadakah sebuah program tambahan yaitu mendidik para santri agar bisa menguasai teknologi informasi, khususnya digital. Program bernama Pelatihan Santri Indigo ini menyasar para santri di Jakarta, Bandung, Depok, Ciamis, Bogor, dan Garut.Pelatihan yang akan diadakan sebanyak enam angkatan ini diharapkan bisa menjangkau 450 orang santri.

Tujuan utama program ini adalah mengenalkan para santri dengan teknologi digital. Indigo sendiri merupakan kepanjangan dari Indonesia Digital Community. Chief Information Technology PT Telkom, Indra Utoyo, mengharapkan lahirnya santri-santri yang berkualitas dari program ini.

"Kita berharap dari kegiatan ini akan lahir santri-santri yang berkarya dan berbudaya digital, mengedepankan mentalitas positif dalam mencipta dan berkarya, dan membina silaturahmi dengan membentuk Indonesia Digital Community," katanya.

Penguasaan teknologi digital, kata Indra, sangat penting bagi para santri. Sebab di era saat ini, teknologi digital telah mempersingkat jarak dan waktu yang harus ditempuh oleh umat manusia untuk meraih kemajuan-kemajuan.

"Era digital membuka begitu banyak peluang bagi manusia untuk meraih berbagai hal, termasuk dalam bidang ekonomi. Kalau para santri memahami teknologi digital, kita harapkan tidak hanya muncul digital community di berbagai daerah (pesantren), tapi juga sekaligus business community," tutur Indra.

Sedangkan Pemimpin Redaksi Harian Republika, Ikhwanul Kiram Mashuri mengatakan, kegiatan tersebut dimaksudkan untuk memberikan bekal kepada para santri mengenai kemampuan di bidang digital. "Kita berharap para peserta dapat menularkan ilmunya kepada santri-santri lain sehingga akan lahirlah santri digital. Yakni, santri yang melek teknologi digital dan dapat memanfaatkan teknologi tersebut untuk berdakwah kepada masyarakat luas,'' ujarnya. Sumber: Republika 3 maret 2008
Tags: Pelatihan