
BANDUNG--Republika dan PT Telkom Indonesia Tbk kembali menunjukkan perhatiannya pada dunia pendidikan melalui program CSR (Corporate Social Responsibity).
Kali ini, program CSR tersebut ditujukan untuk memberantas gagap teknologi (gaptek) di lingkungan pesantren.
Untuk membuka wawasan para santri terhadap teknologi, Republika dan PT Telkom menggelar pelatihan dua hari pada Sabtu dan Ahad (23/2 dan 24/2) di Ponpes Modern Al Ihsan, Bandung. Pelatihan ini diikuti oleh 75 peserta dari 15 pesantren di wilayah Bandung, Jawa Barat.
Pelatihan dibuka oleh Dirjen Pendidikan Islam Departemen Agama, Muhammad Ali, yang sekaligus memberikan motivasi kepada para peserta. Selain dirjen, pembukaan pelatihan ini juga dihadiri oleh Direktur IT PT Telkom, Indra Utoyo, dan Pemimpin Redaksi (Pemred) Harian Umum Republika, Ikhwanul Kiram Mashuri.
Menurut Muhammad, pendidikan di pesantren harus bisa memiliki keunggulan yang kompetitif sehingga lulusannya bisa bersaing di masyarakat. Agar lebih kompetitif, pesantren harus mengenal TIK (teknologi, informasi, dan komunikasi) sehingga teknologi bisa digunakan untuk dakwah dan syiar Islam. Karena itu, pesantren sebagai lembaga yang melahirkan pendakwah, kata Muhammad Ali, harus melek internet. Sayangnya, ketika pesantren mendapat bantuan komputer, biasanya komputer itu digunakan sebagai pengganti mesin ketik.
''Kalau komputer hanya dijadikan sebagai mesin ketik kan terlalu mahal karena harga mesin ketik hanya Rp 300 ribu saja. Padahal, komputer kan bisa digunakan untuk berbagai kepentingan,'' ujar Muhammad. Muhammad mengatakan, pihaknya menyambut baik upaya Republika dan PT Telkom yang membantu pemerintah untuk memberantas gaptek di lingkungan pesantren. ''Saya sangat berterima kasih pada Republika dan Telkom yang telah berupaya menyelenggarakan pelatihan internet untuk pesantren.''
Sementara Indra Utoyo yang mewakili PT Telkom, menyatakan, pelatihan ini digelar agar jaringan digital yang dibangun oleh PT Telkom bisa memberikan manfaat. Dengan begitu, dakwah jadi makin mudah dan bisa diakses di manapun oleh siapapun. Ia berharap, dengan berbuat sesuatu yang positif, bisnis PT Telkom bisa lebih maju dan berkah. ''Kami berharap, dengan menguasai internet, nantinya semua santri yang ada di Ponpes bisa lebih mudah berdakwah bahkan tidak harus real time,'' ujar Indra.
Bagi Republika dan PT Telkom, ini bukanlah pelatihan pertama yang diselenggarakan. Seperti dikatakan Pemred Republika, Ikhwanul Kiram Mashuri, sebelum menyelenggarakan pelatihan internet di Ponpes, Republika dan PT Telkom sudah menyelenggarakan pelatihan untuk guru. Bahkan, pelatihan internet di Ponpes pun sudah pernah dilaksanakan. Jadi, para peserta yang mengikuti pelatihan internet kali ini merupakan angkatan kedua. ''Untuk selanjutnya, kami berharap bisa terus bekerja sama dengan Telkom dalam upaya mencerdaskan bangsa,'' katanya. Sumber: Republika, 24 Februari 2008
