Kalau tidak didorong oleh hati, sesuatu itu tidak akan berhasil,’’ ujar Mustafa, saat memberikan materi pada pelatihan Internet Pesantren, Wahana Syiar Digital, yang diselenggarakan dalam rangka Corporate Social Responsibility (CSR) Telkom-Republika, pada Kams (24/4) di Ponpes Daar El-Qolaam, Gintung, Jayanti, Serang, Banten. Pelatihan ini diikuti sekitar 75 santri dari 19 perwakilan Ponpes di Serang.
Dalam pelatihan ini, selain grup Debu, pembicara lain adalah Direktur Informasi dan Teknologi PT Telkom, Indra Utoyo, Direktur Diniyah dan Pesantren Departemen Agama (Depag), Amin Hendari, Arif Supriyono dan Slamet Riyanto dari Republika, serta Syaiful Hidayat.
Menurut pria kelahiran Oregon, AS pada 9 Juli 1981 ini, mengerjakan sesuatu yang dimulai dengan hati, maka hasilnya juga akan bisa diterima oleh hati yang lain. ‘’Jika kita mau mengerjakan sesuatu dengan hati yang tulus, niscaya orang lain pun akan bisa menerimanya,’’ ujarnya.
Mustafa menjelaskan, selain menumbuhkan kreatifitas dengan hati, proses kreatif dibangun karena ada kemauan yang kuat dari orang itu. ‘’Betapapun munculnya banyaknya ide dalam pikiran, namun kalau dikerjakan tidak tulus dan tidak ada kemauan, tentunya juga tidak akan berhasil,’’ paparnya.
Bapak empat anak ini menambahkan, inspirasi untuk mengerjakan sesuatu (kreatifitas), sumbernya berasal dari berbagai macam. ‘’Inspirasinya bisa dengan mendengar, merasa, melihat, atau dengan membaca. Tinggal kita mau mengerjakannya atau tidak dari sumber yang sudah diperoleh tersebut,’’ jelas Mustafa.
Pria yang fasih berbahasa Inggris, Arab, Spanyol dan Indonesia ini menyatakan, pada dasarnya setiap orang memiliki potensi untuk membangun kreatifitas. Hanya saja, potensi yang sudah dimiliki itu bisa dimaksimalkan atau tidak. ‘’Potensi yang sudah ada hendaknya dikerjakan dengan penuh semangat dan terus menerus. Sehingga bisa menghasilkan produktivitas yang baik pula,’’ ujarnya.
Ketika menjawab pertanyaan salah seorang peserta tentang banyaknya hambatan atau kendala dalam menumbuhkan atau memaksimalkan potensi yang sudah ada seperti faktor ekonomi, Mustafa menjelaskan, kendala itu baginya merupakan tantangan untuk ditaklukkan.
‘’Ketika kita ingin bermain musik, tetapi gitar tidak ada, kita bisa mencari jalan keluarnya dengan membeli. Tapi tidak punya uang, kita bisa pinjam dengan teman. Pada prinsipnya, kita harus berusaha. Tanpa berusaha, apapun yang dikerjakan tentu tidak akan berhasil,’’ papar Mustafa yang kini sedang giat belajar bahasa Turki.
Begitu juga saat memiliki ide untuk membuat sebuah tulisan tentang suatu masalah. ‘’Apa yang sudah terlintas dalam hati dan pikiran, segeralah diwujudkan. Mengenai opini orang bahwa hal itu baik atau tidak, jangan pernah dipikirkan. Yang penting, kita berusaha terus menerus. Karena itu, agar sesuatu itu bisa berhasil, mulailah dengan hati. Hasilnya kemudian, pasrahkan kepada Sang pembuat rencana, yaitu Allah,’’ paparnya. n sya.
